I. DASAR TEORI
Ratu Boko
terletak di Kampung Ndawung, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta dan
berada di 195,97m di atas permukaan laut. Ratu Boko ini bukan sebuah candi,
tapi merupakan situs hunian.
Dari Situs itu
sendiri ditemukan bukti tertua yang berangka tahun 792 Masehi berupa Prasasti
Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, giri berarti gunung, Wihara
berarti asrama/tempat. Dengan demikian Abhayagiri Wihara adalah tempat atau
asrama para Bhiksu agama Budha yang terletak di atas bukit penuh kedamaian.
Prasasti itu menyebutkan seorang tokoh bernama Tejahpurnpane Panamkorono.
Diperkirakan, dia adalah Rakai Panangkaran yang disebut-sebut dalam Prasasti Kalasan tahun 779 Masehi, Prasati Mantyasih 907 Masehi, dan Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Rakai Panangkaran lah yang membangun Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Kalasan. Meski demikian Situs Ratu Boko masih diselimuti misteri. Belum diketahui kapan dibangun, oleh siapa, untuk apa, dan sebagainya. Orang hanya memperkirakan itu sebuah bangunan keraton. Pada tahun 856 situs Ratu Boko beralih fungsi menjadi Kraton Walaeng.
Diperkirakan, dia adalah Rakai Panangkaran yang disebut-sebut dalam Prasasti Kalasan tahun 779 Masehi, Prasati Mantyasih 907 Masehi, dan Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Rakai Panangkaran lah yang membangun Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Kalasan. Meski demikian Situs Ratu Boko masih diselimuti misteri. Belum diketahui kapan dibangun, oleh siapa, untuk apa, dan sebagainya. Orang hanya memperkirakan itu sebuah bangunan keraton. Pada tahun 856 situs Ratu Boko beralih fungsi menjadi Kraton Walaeng.
Tahun 1790 Van
Boeckholtz dari Belanda menemukan reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Situs
Ratu Boko. Penemuan itu langsung dipublikasikan. Rupanya, itu menarik minat
ilmuwan Makenzic, Junghun, dan Brumun. Tahun 1814 mereka mengadakan kunjungan
dan pencatatan. Seratus tahun kemudian, FDK Bosch mengadakan penelitian, dan
penelitiannya diberi judul Kraton van Ratoe Boko . Maka kepurbakalaan
yang ada di bukit Ratu Boko dikenal dengan nama Kraton Ratu Boko. Tahun
1938 Kraton Ratu Boko mulai di susun coba, sebelum sempat di pugar Belanda. Dan
pada tahun 1952 di pugar oleh Indonesia.
Ratu Boko
adalah situs hunian yang bercorak Hindu Budha. Ciri situs hunian yang bercorak
Budha adalah : pendek dan gemuk. Sedangkan ciri situs hunian yang bercorak
Hindu adalah : tinggi dan langsing.
II. KEUNIKAN RATU BOKO
Berbeda dengan
bangunan lain dari masa klasik Jawa Tengah, Situs Ratu Boko mempunyai karakter
dan keistimewaan tersendiri. Tinggalan bangunan masa klasik Jawa Tengah pada
umumnya berupa candi (bangunan suci/kuil), sedang peninggalan di Situs Ratu
Boko menunjukkan tidak saja bangunan suci (candi), tetapi juga
bangunan-bangunan lain yang bersifat profan. Sifat keprofanan tersebut
ditunjukkan oleh adanya tinggalan yang dahulunya merupakan bangunan hunian
dengan tiang dan atap yang dibuat dari bahan kayu , tetapi sekarang hanya tinggal
bagian batur-baturnya saja yang terbuat dari bahan batu. Di samping
bangunan-bangunan yang menunjukkan sifat sakral dan profan, di dalam Situs Ratu
Boko ini juga ditemukan jenis-jenis bangunan lain, yaitu berupa kolam dan gua.
Ditinjau dari
tata letaknya, bangunan-bangunan di Situs Ratu Boko dapat dikelompokkan menjadi
5 (lima) kelompok, yaitu: kelompok Gapura Utama, kelompok Paseban, kelompok
Pendapa, kelompok Keputren, dan kelompok Gua. Kelompok Gapura Utama terletak di
sebelah barat yang terdiri dari Gapura Utama I dan II, talud, pagar, candi
Pembakaran dan sisa-sisa reruntuhan. Kelompok Paseban terdiri dari batur
Paseban dua buah, talud dan pagar Paseban. Kelompok Pendapa terdiri dari batur
Pendapa dan Pringgitan yang dikelilingi pagar batu dengan tiga gapura sebagai
pintu masuk, candi miniatur, serta beberapa kolam penampung air berbentuk bulat
yang dikelilingi pagar lengkap dengan gapuranya. Kelompok Keputren berada di
sebelah tenggara, terletak pada halaman yang lebih rendah dan terdiri dari dua batur,
kolam segi empat, pagar dan gapura. Adapun kelompok Gua terdiri dari Gua Lanang
dan Gua Wadon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar