Kamis, 19 Juli 2012

ATLANTIS

ATLANTIS
TEKA-TEKI PLATO

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Plato meninggalkan ‘teka-teki’ Atlantis. Sampai kini, teka-teki itu masih membuat orang penasaran.

v Petunjuk Plato
Plato adalah seorang filsuf besar dari Yunani. Pemikiran-pemikirannya diakui dunia. Pada sekitar tahun 360 SM, ia menulis karya yang berjudul Timaeus and Critias. Di karya inilah Plato bercerita tentang Atlantis.

Karya Plato ini menjadi satu-satunya petunjuk tentang Atlantis. Inilah beberapa petunjuknya :
-        Atlantis adalah sebuah pulau yang terletak di depan selat yang disebut orang Athena sebagai pilar-pilar Hercules.
-        Atlantis terletak di Laut Atlantik.
-        Atlantis lebih besar daripada Libya dan Asia dijadikan satu.
-        Atlantis berada di zaman 9000 tahun sebelum zaman Plato hidup.
-        Atlantis dibawah kekuasaan Poseidon, dewa laut. Nama Atlantis diambil dari nama anak Poseidon, Atlas.
-        Raja-raja Atlantis setengah dewa, setengah manusia.
-        Rakyat Atlantis sudah maju dan memiliki angkatan laut yang kuat.
-        Sebelum dijajah Athena, Atlantis menguasai Eropa dan Afrika.
-        Istana kerajaan Atlantis dibangun dari gading, emas, dan perak.
-        Atlantis memiliki jembatan-jembatan, kanal-kanal, kapal-kapal, kuil-kuil, dan pacuan kuda.
-        Rakyat Atlantis rakus dan korupsi. Karena itu, para dewa marah sehingga mengirim banjir bandang dan gempa ke Atlantis. Lalu, hanya dalam sehari semalam, Atlantis lenyap.

v Calon-Calon Atlantis
Hanya berbekal petunjuk Plato, para ilmuwan, arkeolog, dan ahli geologi melacak Atlantis. Mereka melakukan penelitian. Lalu, mereka mengajukan berbagai lokasi calon-calon Atlantis. Misalnya, Kepulauan Karibia, Amerika Selatan, Antartika, Polinesia Prancis, Irlandia, Spanyol, Indonesia, dan lain-lain.
Para ahli belum menyepakati calon Atlantis yang paling tepat. Soalnya, setiap calon masih memiliki kekurangan. Misalnya, Plato mengatakan Atlantis terletak di depan Pilar-Pilar Hercules. Pilar-pilar itu berupa bukit batu Rock of Gibraltar di Gibraltar. Artinya, Atlantis seharusnya berada di sekitar selat dan pilar-pilar itu. Maka, tersebutlah calon Atlantis adalah Spartel, pulau di Selat Gibraltar yang tenggelam 12.000 tahun lalu. Sayangnya, wilayah Spartel tidak sebesar Atlantis. Masyarakatnya pun belum maju seperti masyarakat Atlantis. Jadi, para ahli tidak setuju Spartel sebagai Atlantis.

v Di Balik Atlantis
Para ahli memperkirakan Plato menulis Atlantis berdasarkan peristiwa peristiwa yang terjadi di zaman dulu. Contohnya, Plato mengatakan Atlantis tertimpa banjir dan gempa. Para ahli lalu meneliti bencana serupa yang terjadi ribuan tahun silam.
Ternyata, 3600 tahun lalu terjadi letusan gunung berapi di Kepulauan Santorini, Thera, Yunani. Letusannya lebih dahsyat daripada letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda, Indonesia pada tahun 1883.
                Letusan Santorini itu meninggalkan lapisan setebal 30 meter dan sepanjang 30 kilometer di lepas pantai. Berdasarkan bukti itu, para ahli memperkirakan letusan gunung mengeluarkan aliran lava hingga ke laut. Maka, terciptalah tsunami yang sangat mengerikan! Tsunami tersebut menerjang Pulau Crete, Yunani. Akibatnya, masyarakat Minoan di pulai itu musnah.
                Para ahli berpendapat masyarakat Minoan merupakan ide Plato menciptakan masyarakat Atlantis. Masyarakat Minoan sudah maju melebihi masyarakat Eropa kala itu. Mereka dapat membangun istana dan jalan. Mereka juga terampil membuat kerajinan pot, lukisan, patung, dan kerajinan logam. Masyarakat Minoan hidup di zaman perunggu, sekitar 3500 tahun lalu.

Atlantis mungkin tetap menjadi teka-teki selamanya. Namun, Atlantis telah membuka mata para ahli untuk menyelidiki sejarah di masa lalu.

[Sumber : Majalah Bobo edisi Bobo File]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar