ATLANTIS
TEKA-TEKI PLATO
Lebih
dari 2000 tahun yang lalu, Plato meninggalkan ‘teka-teki’ Atlantis. Sampai
kini, teka-teki itu masih membuat orang penasaran.
v Petunjuk Plato
Plato adalah seorang filsuf besar dari Yunani.
Pemikiran-pemikirannya diakui dunia. Pada sekitar tahun 360 SM, ia menulis
karya yang berjudul Timaeus and Critias. Di karya inilah Plato
bercerita tentang Atlantis.
-
Atlantis
adalah sebuah pulau yang terletak di depan selat yang disebut orang Athena
sebagai pilar-pilar Hercules.
-
Atlantis
terletak di Laut Atlantik.
-
Atlantis
lebih besar daripada Libya dan Asia dijadikan satu.
-
Atlantis
berada di zaman 9000 tahun sebelum zaman Plato hidup.
-
Atlantis
dibawah kekuasaan Poseidon, dewa laut. Nama Atlantis diambil dari nama anak
Poseidon, Atlas.
-
Raja-raja
Atlantis setengah dewa, setengah manusia.
-
Rakyat
Atlantis sudah maju dan memiliki angkatan laut yang kuat.
-
Sebelum
dijajah Athena, Atlantis menguasai Eropa dan Afrika.
-
Istana
kerajaan Atlantis dibangun dari gading, emas, dan perak.
-
Atlantis
memiliki jembatan-jembatan, kanal-kanal, kapal-kapal, kuil-kuil, dan pacuan
kuda.
-
Rakyat
Atlantis rakus dan korupsi. Karena itu, para dewa marah sehingga mengirim
banjir bandang dan gempa ke Atlantis. Lalu, hanya dalam sehari semalam,
Atlantis lenyap.
v Calon-Calon Atlantis
Hanya berbekal petunjuk Plato, para ilmuwan, arkeolog, dan ahli
geologi melacak Atlantis. Mereka melakukan penelitian. Lalu, mereka mengajukan
berbagai lokasi calon-calon Atlantis. Misalnya, Kepulauan Karibia, Amerika
Selatan, Antartika, Polinesia Prancis, Irlandia, Spanyol, Indonesia, dan
lain-lain.
Para ahli belum menyepakati calon Atlantis yang paling tepat.
Soalnya, setiap calon masih memiliki kekurangan. Misalnya, Plato mengatakan
Atlantis terletak di depan Pilar-Pilar Hercules. Pilar-pilar itu berupa bukit
batu Rock of Gibraltar di Gibraltar. Artinya, Atlantis seharusnya berada di
sekitar selat dan pilar-pilar itu. Maka, tersebutlah calon Atlantis adalah
Spartel, pulau di Selat Gibraltar yang tenggelam 12.000 tahun lalu. Sayangnya,
wilayah Spartel tidak sebesar Atlantis. Masyarakatnya pun belum maju seperti
masyarakat Atlantis. Jadi, para ahli tidak setuju Spartel sebagai Atlantis.
v Di Balik Atlantis
Para ahli memperkirakan Plato menulis Atlantis berdasarkan
peristiwa peristiwa yang terjadi di zaman dulu. Contohnya, Plato mengatakan
Atlantis tertimpa banjir dan gempa. Para ahli lalu meneliti bencana serupa yang
terjadi ribuan tahun silam.
Ternyata, 3600 tahun lalu terjadi letusan gunung berapi di
Kepulauan Santorini, Thera, Yunani. Letusannya lebih dahsyat daripada letusan
Gunung Krakatau di Selat Sunda, Indonesia pada tahun 1883.
Letusan
Santorini itu meninggalkan lapisan setebal 30 meter dan sepanjang 30 kilometer
di lepas pantai. Berdasarkan bukti itu, para ahli memperkirakan letusan gunung
mengeluarkan aliran lava hingga ke laut. Maka, terciptalah tsunami yang sangat
mengerikan! Tsunami tersebut menerjang Pulau Crete, Yunani. Akibatnya,
masyarakat Minoan di pulai itu musnah.
Para ahli
berpendapat masyarakat Minoan merupakan ide Plato menciptakan masyarakat
Atlantis. Masyarakat Minoan sudah maju melebihi masyarakat Eropa kala itu.
Mereka dapat membangun istana dan jalan. Mereka juga terampil membuat kerajinan
pot, lukisan, patung, dan kerajinan logam. Masyarakat Minoan hidup di zaman
perunggu, sekitar 3500 tahun lalu.
Atlantis mungkin tetap menjadi teka-teki selamanya. Namun,
Atlantis telah membuka mata para ahli untuk menyelidiki sejarah di masa lalu.
[Sumber : Majalah Bobo edisi Bobo File]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar